Nama Desa Tanalum sendiri berasal dari dua suku kata yaitu Tan dan Alum, dalam bahasa sansekerta Tan berarti Tidak dan Alum dari bahasa jawa yang artinya layu, sehingga nama Tanalum memiliki arti Tidak Layu. Hal ini di buktikan dengan berbagai jenis tumbuhan yg bisa hidup dan tumbuh dengan baik di tanah desa tanalum yg subur.
Masyarakat desa Tanalum dari yang tua hingga muda dulu bekerja sebagai petani, tapi karena perkembangan jaman saat ini banyak masyarakat yang beralih profesi bekerja di perantauan dengan harapan bisa meningkatkan taraf perekonomian mereka. Tapi hal tersebut ternyata malah menjadi salah satu penghambat kemajuan desa. akibatnya desa tanalum masuk dalam kategori zona merah/desa miskin. Mengetahui kondisi tersebut membuat prihatin beberapa masyarakat yang peduli terhadap desa, akhirnya muncullah gagasan untuk mengelola potensi wisata alam yang ada. Dimulai dari melakukan pemetaan potensi wisata, bergabung dengan organisasi wisata, mengikuti pelatihan-pelatihan peningkatan SDM, dll. Seiring berjalannya waktu kami mencoba mulai mengelola obyek wisata. Tapi karena banyak faktor, seperti kurangnya dukungan masyarakat, masih rendahnya SDM pengelola tentang wisata, akses jalan yang susah, jangkaun dari kota yang jauh, dll akhirnya pengelolaan tidak berjalan dengan baik. Ketika sudah banyak dukungan dari masyarakat, desa, dinas terkait dengan mengeluarkan SK Desa Wisata pada tahun 2015 dan desa mengeluarkan SK pembentukan pengurus Desa Wisata pada thn 2016 serta sdm pengelola yang sudah mulai terlatih, pada tahun 2016 Pengurus Desa Wisata mulai mengelola obyek wisata seperti Curug nagasari, Curug Aul, Curug Karang dan Curug Gogor sampai sekarang. di desa wisata tanalum juga sudah tersedia paket wisata seperti, River Tubing, Rappeling, Canyoning, Outbound, Trekking dll, serta makanan tradisional yg bisa di pesan oleh wisatawan yg berkunjung.
