Rakor Bidang Pariwisata di Aula Dinporapar (18/01)

PURBALINGGA – Stakeholder Pariwisata Purbalingga optimis bangkit di tahun ini seiring meredanya pandemi Covid 19. Sektor Pariwisata yang pernah berkibar dengan menduduki kunjungan wisata 3,79 juta orang atau peringkat ke-4 di Jawa Tengah bisa kembali direngkuh.

“Kita optimis dengan kerjasama dan sinergi semua stakeholder pariwisata Purbalingga akan bangkit di tahun ini,” ujar Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Prayitno dalam Rapat Kordinasi Sektor Pariwisata di Aula Dinporapar, Selasa (18/01).

Hal itu, imbuh Prayitno, sejalan dengan optimisme yang dicanangkan oleh Kementerian Pariwisata bahwa Tahun 2022 adalah kebangkitan pariwisata.

Pada kesempatan tersebut hadir pewakilan dari Tourism Information Center (TIC), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Perhimpunan Hotel dan Restoran Purbalingga (PHRI), Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI), Asosiasi Biro Wisata Purbalingga (Asbiling), pengelola Daya Tarik Wisata (DTW), pengurus Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) dan pengelola Desa Wisata.

Kepala Dinporapar Prayitno didampingi Kabid Pariwisata Gunanto Eko Saputro

Kepala Bidang Pariwisata Gunanto Eko Saputro menambahkan kunjungan wisatawan selama 2 tahun terakhir memang turun akibat pandemi covid 19. Pada 2021 angka kunjungan Pariwisata hanya 1.070.529 orang. “Namun pada kuartal III tahun 2021 sudah mulai membaik yang menjadi sinyal kebangkitan wisata di 2022,” ujarnya.

Untuk itu, pemerintah kabupaten menghadapkan sinergi dan kerjasama semua pihak untuk menyongsong kebangkitan wisata Purbalingga.

Salah satu yang akan didorong adalah wisata berbasis pengalaman (experential tourism) dengan storynomic yang menarik. Purbalingga, imbuh Gunanto, punya daya tarik wisata dengan narasi sejarah, religi dan pendidikan yang kuat. “Hal ini bisa menjadi wisata unggulan di Purbalingga,” katanya.

Salah satu contohnya adalah Perdikan Cahyana, pusat penyebaran Agama Islam sejak era Wali Sanga yang peninggalannya ada di Desa Grantung, Pekiringan, Rajawana, Tajug, Makam sampai Panusupan. “Secara tradisional tempat seperti Makam Syech Wali Perkasa dan Ardi Lawet sudah menjadi wisata religi. Ini yang perlu digarap, baik dari sisi SDM maupun kelembagaanya,” ujarnya.

Kemudian, pada era 4.0 seperti saat ini, teknologi dan informasi juga harus dikedepankan untuk mendorong promosi pariwisata. “Kita sudah punya website dan kanal-kanal media sosial untuk bersinergi mempromosikan wisata Purbalingga,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Tourism Information Center (TIC) Purbalingga Bambang Edhy menambahkan pihaknya menyambut baik kerjasama yang akan digalakan oleh pemkab. Selama ini, kata dia, persoalan wisata banyak berkutat dari kurangnya sinergi dan ego sektoral stakeholder pariwisata.

“Kita harus berkolaborasi, ada Asbiling yang menyiapkan paket wisata, HPI yang menjadi guide, TIC yang mempromosikan, pengelola obyek wisata dan pemerintah daerah yang membina dan mendorong dengan kebijakannya,” pungkasnya.